Pembangunan dua Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bali Barat dan Bali Timur ditarget rampung pada 2024.
Direktur Mega Proyek Energi Baru dan Terbarukan PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan pembangunan dua PLTS akan dimulai pada 2022 oleh perusahaan swasta. Konstruksi akan dimulai pada tahun ini, tanda tangan kontrak sudah dilakukan dan dibangun oleh perusahaan swasta, lokasi pembangunan ada di dua titik, yakni di Bali Barat dengan kapasitas 25 MW, dan di Bali Timur 25 MW. Jadi di Bali akan ada PLTS dengan kapasitas 2×25 MW.
Pembangunan PLTS tersebut menjadi bagian dari target PLN yang ingin 23% pembangkitnya yang ada di seluruh Indonesia beralih menggunakan energi terbarukan pada 2025. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa Bali dan Nusa Tenggara Barat menjadi bagian dari daerah yang akan bertransisi ke energi terbarukan. Skalanya memang masih kecil, tetapi itu sudah bagus untuk memulai transisi ke energi terbarukan, Pembangunan PLTS di Bali Barat dan Bali Timur dilakukan oleh PT Medco Indonesia Power melalui dua anak perusahaan PT Medco Solar Bali Barat dan PT Medco Solar Bali Timur.
Sementara itu, Direktur Utama Perusahaan Daerah (Perusda) Bali Komang Kami Artana menjelaskan bahwa pihaknya akan fokus ke pemasangan PLTS di kantor pemerintahan Provinsi Bali pada 2022. Kami telah bekerja sama dengan salah satu perusahaan besar penyedia panel surya untuk merealisasikan pemasangan PLTS di kantor pemerintah Provinsi Bali, termasuk di dalamnya rumah sakit pemerintah dan sekolah-sekolah, jelasnya. Artana menyebut, saat ini transisi ke EBT sudah dimulai oleh perusahaan swasta yang ada di Bali, seperti mal, hotel, resor, dan kantor swasta. Dalam Pergub Bali No. 45/2019 disebutkan pengembangan energi terbarukan di Bali salah satunya menggunakan PLTS atap yang dipasang dan diletakkan pada atap, dinding, atau bagian lain dari bangunan.