Baku Tembak Warnai Gencatan Senjata Kamboja-Thailand

Gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja yang mulai berlaku pada Selasa (29/7/2025) pukul 00.00 waktu setempat langsung memicu ketegangan baru, setelah Thailand menuduh Kamboja melanggar kesepakatan. Menurut militer Thailand, Kamboja diduga menembakkan senapan mesin berat ke lima titik perbatasan—Chong Bok, Chong An Ma, Sam Tae, Ta Kwai, dan Phu Makua—pada dini hari, sehingga pasukan Thailand membalas serangan tersebut. Pejabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, mengakui adanya insiden itu dan menyebutnya terjadi akibat “masalah teknis pengiriman informasi” antara pimpinan dan pasukan di lapangan. Ia menegaskan bahwa situasi saat ini belum memburuk, “Tidak ada eskalasi. Saat ini situasi masih terkendali,” ujarnya. Sementara itu, pihak Kamboja membantah tuduhan tersebut dan menegaskan telah mematuhi perjanjian. “Perbatasan telah damai sejak pemberlakuan gencatan senjata pukul 24.00,”
kata PM Hun Manet.

Pertemuan lanjutan antara komandan lapangan dijadwalkan pada 4 Agustus 2025. Thailand tetap mempertahankan pasukan di perbatasan dan bersiap menghadapi kemungkinan konflik baru jika kesepakatan dilanggar. “Kalau perundingan gagal, kita akan mulai lagi,” tegas Phumtham. Wakil Menteri Pertahanan Thailand, Natthapon Nakpanich, menyatakan pengurangan kekuatan militer akan disesuaikan dengan situasi di lapangan. Ketegangan ini berkaitan dengan sengketa wilayah Candi Preah Vihear yang sebelumnya memicu konflik pada 2008–2011. Dalam kekerasan terbaru, tercatat 42 orang tewas dan sekitar 300.000 warga mengungsi. Seorang warga Surin, Kittisak Sukwilai, berharap perdamaian tak hanya simbolis, “Semoga ini bukan harapan kosong dan mereka tidak memberikan senyum palsu.

Search