Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta investor yang ingin menanamkan modal di Papua harus berkolaborasi dengan pengusaha lokal serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Papua. Hal ini agar tercipta pertumbuhan investasi di Papua. Membangun ekonomi wilayah itu seperti kereta api untuk menarik investor besar sebagai lokomotif dan pengusaha lokal dan UMKM sebagai gerbongnya.
Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw melaporkan pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada kuartal I tahun 2022 mengalami kontraksi sebesar -1,01%. Hal tersebut menyebabkan angka pengangguran mengalami kenaikan angka sebesar 5,84% dengan tingkat kemiskinan menempati peringkat 10 dari 34 provinsi di Indonesia. Dia meminta arahan kepada Menteri Investasi/Kepala BKPM terkait pemberian sanksi terhadap pelaku usaha yang tidak melakukan kewajiban. Paulus juga mengharapkan adanya pembangunan energi listrik, transportasi, dan telekomunikasi yang dapat mendorong investasi di Papua Barat serta membangun program-program peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga dapat menekan tingkat pengangguran di Papua Barat.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, total realisasi investasi tahun 2021 di Provinsi Papua Barat tercatat Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp635,6 miliar dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 32,5 juta. Khusus untuk PMA, terjadi peningkatan signifikan sebesar 206,6% dibanding tahun 2020 yang tercatat sebesar US$ 10,6 juta.