Indonesia akan terus menggunakan PLTU batu bara dengan teknologi penangkapan karbon untuk mencapai target emisi nol bersih. Indonesia mengombinasikan EBT dengan batu bara untuk menjaga daya saing industri dan harga yang terjangkau. Indonesia menghadapi tantangan implementasi EBT karena biaya produksi yang tinggi dan ketersediaan gas yang terbatas.
Menurut Bahlil, Indonesia juga memiliki tantangan besar implementasi EBT dalam hal biaya produksi listrik dari gas yang ternyata jauh lebih mahal dibandingkan batu bara. Selisih harga gas dan batu bara bisa mencapai Rp5-6 triliun per gigawatt (GW) per tahun.