Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi bergulir mulai Senin (6/1/2025). Pemerintah pun menegaskan bahan baku dari menu makan bergizi gratis ini bukan produk impor. Menurut Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menegaskan, bahan pokok program MBG diambil dari para pengusaha, petani, dan peternak lokal. Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menghendaki keterlibatan pelaku usaha lokal. Budi Arie menyebut, MBG menjadi program strategis yang melibatkan banyak pihak. Menurutnya, program MBG memunculkan semangat gotong-royong antar pelaku usaha di lini sektor terkait. Selain itu MBG juga dilakukan untuk mendorong pertumbuhan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul. Menurutnya, tidak ada satu negara yang maju tanpa ditopang kualitas SDM.
Budi Arie mengatakan pemerintah menganggarkan program MBG sebesar Rp 71 triliun hingga akhir tahun 2025 dengan target penerima manfaat mencapai 19,47 juta orang. Sementara pemenuhan bahan baku, program tersebut dipastikan melibatkan koperasi-koperasi produksi di seluruh Indonesia. Saat ini terdapat 1.336 unit koperasi di Indonesia yang diarahkan untuk terlibat dalam program MBG. Beberapa dari koperasi tersebut telah diusulkan untuk menjadi mitra unit pelayanan untuk program tersebut dengan pendampingan yang ketat untuk melakukan standarisasi dapur dengan BPOM. “Peran koperasi di dalam MBG antara lain mendukung petani, nelayan, dan peternak lokal sebagai penyedia bahan pangan bergizi, mengelola Satuan Pelayanan Penyediaan Gizi (SPPG) dan distribusi logistik,” ujarnya. Budi Arie menambahkan program MBG menyumbangkan 0,8% terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal itu terjadi mengingat besarnya multiplier efek yang lahir dari MBG. “Menurut diskusi yang sudah dilakukan itu bisa mengungkit, program MBG ini bisa mengungkit 0,89% pertumbuhan ekonomi nasional.