Pecahnya perang baru di Arab sepertinya tinggal sejengkal. Israel berjanji untuk membalas dendam ke Lebanon sementara Iran memberi peringatan. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bersumpah bakal menyerang “musuh dengan keras” setelah tembakan roket dari Lebanon menewaskan 12 orang muda di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel. Ini kembali menimbulkan kekhawatiran bahwa perang Gaza akan menyebar. Penembakan roket maut itu terjadi Majdal Shams, Sabtu.
Kementerian luar negeri Israel mengatakan Hizbullah telah “melewati semua garis merah”. Meski demikian, Hizbullah menegaskan mereka “tidak ada hubungannya” dengan insiden itu. Perlu diketahui serangan roket di Majdal Shams menghantam lapangan sepak bola dan menewaskan anak-anak muda yang menurut otoritas setempat berusia 10 hingga 16 tahun. Tembakan roket di Majdal Shams terjadi setelah serangan Israel menewaskan empat pejuang Hizbullah di Lebanon selatan, yang mendorong kelompok militan itu untuk mengumumkan serangkaian serangan roket balasan.
Sementara itu, Iran memperingatkan Israel bahwa setiap petualangan baru di Lebanon dapat menyebabkan akibat tak terduga. Hizbullah sendiri dekat dengan Iran namun membantah bertanggung jawab atas serangan di Majdal Shams, meski memang mengaku melakukan sejumlah tembakan ke wilayah Negeri Zionis akhir pekan. Juru bicara kementerian luar negeri Nasser Kanani mengatakan Israel sengaja menuduh Hizbullah untuk mengalihkan opini publik dan perhatian dunia atas kejahatannya di Gaza. Menurutnya, Israel tak memiliki “kewenangan moral” untuk mengomentari kematian di Majdal Shams yang direbut dari Suriah tahun 1967 itu, karena sampai sekarang pun pendudukan Israel tak diakui PBB.