AS Ketakutan, Ngotot Cegah Perang Lebanon-Israel, Hizbullah Punya 150.000 Rudal

Para pejabat Amerika Serikat (AS) khawatir konflik di perbatasan Israel-Lebanon bisa memunculkan perang baru. Mereka kemudian mendesak para pejabat Israel untuk tidak memperluas konflik yang sudah hampir mencapai puncaknya itu. Penasihat Presiden AS Joe Biden, Amos Hochstein, tengah berupaya melakukan diplomasi guna mencegah munculnya perang baru itu. Tahun lalu Hochstein juga menjadi juru damai dalam kesepakatan antara Israel-Lebanon perihal perbatasan maritim. Kelompok Hizbullah di Lebanon meluncurkan lebih banyak rudal ke Israel utara pada hari Rabu (27/12/2023). Pekan ini Hizbullah memang menembakkan puluhan roket dan menerbangkan drone berpeledak.

“Kini kita harus memilih,” kata Eylon Levy, juru bicara kantor Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, Rabu. “Hizbullah mundur dari perbatasan Israel, sejalan dengan resolusi PBB 1701, atau kita sendiri akan membuatnya mundur.” Dia mengklaim Hizbullah dan kelompok yang didukung Iran lainnya ingin menyeret Lebanon ke dalam perang yang tidak diperlukan. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyebut Israel kini menghadapi perang dengan berbagai medan tempur. Israel diserang dari tujuh medan, yakni Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Suriah, Yaman, dan Iran. Hamas disebut ingin melibatkan Hizbullah dan kelompok militan di Tepi Barat dan seluruh wilayah di kawasan Timur Tengah hingga perang berskala regional meletus.

Pada 2019, intelijen militer AS memperkirakan Hizbullah memiliki 150.000 rudal. Hizbullah diduga mendapatkan rudal baru dari Iran yang dikirim melalui Suriah dan rute lainnya. Israel juga kembali dihantui oleh ancaman terowongan Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon. Hizbullah disebut memiliki banyak pengalaman dalam bidang pembangunan terowongan. Sementara itu, beberapa waktu lalu Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menemukan terowongan terbesar Hamas yang ternyata lebih besar daripada perkiraan sebelumnya. Salah satu terowongan Hizbullah diklaim memiliki panjang hingga 45 km. Terowongan itu juga bisa dimasuki oleh kendaraan. Pada Mei 2021, perusahaan penyiaran Israel bernama Kan juga melaporkan adanya terowongan yang diduga membentang dari Beirut ke Lebanon selatan.

Search