Apakah PSI-Jokowi Menjadi Ancaman bagi PDI-P?

Jokowi merupakan tokoh yang selama ini melekat dengan PSI. Sejak Pemilu 2019, PSI menjadi barisan pendukung Jokowi, bahkan di Pemilu 2024 yang lalu mem-branding sebagai partainya Jokowi. Langkah ini untuk memperkuat pesan bahwa PSI adalah partai politik yang didukung Jokowi, terutama sejak partai ini dipimpin oleh putra bungsunya, Kaesang Pangarep. Dukungan eksplisit dan tegas disampaikan Jokowi di Kongres PSI di Surakarta pertengahan Juli lalu di mana ia menyatakan bakal mendukung penuh PSI dalam menghadapi Pemilu 2029.

Jika ditelusuri perolehan suara PDI-P dan PSI dari dua pemilu terakhir (2019 dan 2024), ada relasi elektoral di antara keduanya. Di sejumlah dapil di mana PDI-P mengalami penurunan perolehan suara, di dapil yang sama PSI mengalami lonjakan suara di atas 2 persen. Dapil Banten III yang meliputi Tangerang Raya tercatat sebagai dapil yang paling tajam penurunan suara yang dialami PDI-P. Dari dapil ini, suara PDI-P menurun sebesar 25,91 persen di Pemilu 2024 atau kehilangan seperempat bagian suaranya yang diraih di Pemilu 2019. Sebaliknya, di dapil yang sama, PSI mengalami peningkatan suara mencapai 2,8 persen.

Perubahan logo PSI yang diperkenalkan ke publik saat kongres pertengahan Juli lalu, yang sedikit banyak dominan warna hitam-merah dan menyerupai warna PDI-P, seakan memberikan sinyal ada irisan yang sama antara basis pemilih PDI-P dan PSI. Irisan ini menjadi cerminan massa di akar rumput, upaya PSI melakukan rebranding logo dengan dukungan penuh Jokowi bisa saja menjadi ancaman bagi PDI-P.

Search