Tren kasus Covid-19 yang sempat menurun turut memicu pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Hal ini berdampak pada berkurangnya angka pengangguran hingga 44.000. Hal itu disampaikan Kepala BPS Jawa Tengah Adhi Wiriana pada rilis daring. Data tersebut berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional 2022 yang dilakukan pada Februari dan Agustus 2022. “Ini menandakan pertumbuhan ekonomi yang terjadi 5,28 persen year on year triwulan III 2022, berpengaruh terhadap penurunan pengangguran yang turun 44 ribu orang. Sementara orang bekerja terjadi peningkatan 555 ribu orang,” kata Adhi.
Hasil survei menunjukkan jumlah penduduk usia kerja di Jawa Tengah bertambah sebanyak 237 ribu orang menjadi 27,49 juta orang. Dari Jumlah ini, dibagi dua kelompok yakni Bukan Angkatan Kerja (BAK) dan Angkatan Kerja (AK). Tercatat, BAK turun 274 ribu orang menjadi 8,02 juta orang. Sedangkan AK naik 511 ribu orang menjadi 19,47 juta orang. Kemudian dari data AK dibagi dua kelompok yakni orang bekerja dan pengangguran. Orang bekerja tercatat naik 555 ribu orang menjadi 18,39 juta orang.
Lalu orang bekerja penuh waktu meningkat 956 ribu orang menjadi 13,13 juta orang. Sedangkan pekerja paruh waktu menurun 103 ribu orang menjadi 4,27 juta orang. Sementara kategori setengah pengangguran turun 298 ribu orang menjadi 0,99 juta orang. Sementara itu, jumlah pengangguran turun 44.000 orang menjadi 1,08 juta orang. Ia menyebut jumlah pekerja penuh waktu mengindikasikan perbaikan ekonomi.
Catatan BPS Jawa Tengah, pengangguran di Jawa Tengah sempat mencapai 1,21 juta orang di Agustus 2020. Kemudian turun menjadi 1,13 juta orang di 2021. Lalu menjadi 1,08 juta orang di 2022. Ia menyebut tingkat pengangguran terbuka di Jawa Tengah berada di angka 5,57 persen pada Agustus 2022 atau menurun 0,38 persen dibanding agustus 2021. Angka ini di bawah angka pengangguran nasional yang mencapai 5,85 persen.