Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), A. Khoirul Umam, mengemukakan sejumlah analisis terkait kabar bergabungnya partai politik lain dalam gerbong Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Menurut Umam, wacana tentang rencana masuknya partai politik lain ke KIB masih sebatas wacana, karena hingga pertemuan KIB di Jawa Timur minggu lalu, hal itu belum terbukti. Hal itu mengindikasikan, partai-partai masih belum yakin dan butuh menimbang ulang keputusan untuk bergabung dengan KIB. Jika nantinya akan ada partai lain dalam gerbong KIB, maka KIB akan mendapati sejumlah keuntungan yakni memperbesar peluang memenangkan Pilpres 2024.
Sebelumnya, KIB menanggapi Partai Demokrat yang mengungkapkan butuh koalisi besar untuk memenangkan Pemilu 2024 dan menjalankan pemerintahan. PAN, sebagai salah satu anggota KIB, menyetujui wacana koalisi besar dan mengajak Demokrat untuk bergabung bersama KIB.
Meski demikian, menurut Umam, koalisi besar tidak menjamin penuh kemenangan. Sejarah Pilpres 2004 dan 2014 telah membuktikan. Saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono didukung koalisi kecil pada Pilpres 2004. Begitu pula Jokowi pada Pilpres 2014. Keduanya menang berkat popularitas dan elektabilitas.