Tentara militer Amerika Serikat dilaporkan telah berada di wilayah Ukraina pada awal pekan kemarin, kedatangan pasukan elit AS dimaksudkan untuk membantu militer Kyiv melacak pengiriman senjata dan peralatan perang dari Washington. Penerjunan pasukan dilakukan AS seiring dengan meningkatnya serangan rudal Rusia ke sejumlah sektor energi di Ukraina, Amerika khawatir apabila senjata yang telah dikirimkan Washington ke Kiev akan ikut dihancurkan rudal Rusia, alasan tersebut yang mendorong presiden AS Joe Biden menerjunkan angkatan militernya untuk melakukan inspeksi.
Selain membantu melacak senjata, Departemen Luar Negeri AS menyebut inspeksi yang dilakukan militer negaranya dilakukan untuk memastikan pasukan Ukraina secara tepat menggunakan pasokan senjata yang mereka terima dari Barat. Dengan begini persenjataan yang dipasok ke Ukraina tidak akan berakhir di tangan tentara-tentara Rusia. Tercatat sejak invasi berlangsung setidaknya Amerika telah menyalurkan bantuan militer dan ekonomi sebesar 50 miliar dolar AS.
Tak hanya melakukan pengetatan pengiriman senjata, nantinya pemerintah AS juga akan meningkatkan pengawasan jangka pendek, menengah dan panjang terhadap pasokan persenjataan, khususnya sistem rudal dan perangkat anti-pesawat yang canggih. Meski pasukan tersebut akan ditugaskan di kawasan perang Ukraina, namun Jenderal Pat Ryder menegaskan bahwa keberadaan militer Amerika yang melakukan inspeksi tidak akan dilakukan di dekat garis depan pertempuran.