Direktur Program Sistem Strategis Angkatan Laut AS, Johnny Wolfe, mengatakan Departemen Pertahanan AS (Pentagon) berupaya meningkatkan kecepatan pengujian dan penelitian senjata hipersonik untuk menghindari ketertinggalan dari China dan Rusia. Wolfe mengakui China dan Rusia telah mengembangkan senjata yang belum dimiliki Negeri Paman Sam. Rusia telah mengerahkan rudal hipersonik Kinzhal miliknya sendiri di Ukraina, dan kemungkinan menandai pertama kalinya senjata semacam itu digunakan dalam perang. Selama pengujian tahun lalu, rudal hipersonik China terbang ke seluruh dunia sebelum mengenai sasarannya.
Pentagon meminta 4,7 miliar dolar AS untuk penelitian senjata hipersonik pada tahun fiskal 2023, menurut Layanan Riset Kongres AS. Pemerintah AS sedang mengembangkan sejumlah senjata hipersonik yang berbeda, namun kegagalan pengujian mengganggu program-program tertentu. Angkatan Darat AS berencana menerjunkan Senjata Hipersonik Jarak Jauh (LRHW) tahun depan, yang akan menjadi sistem hipersonik pertama yang diterjunkan militer AS. Sistem ini menggunakan roket pendorong dua tahap untuk mempercepat proyektil yang meluncur ke kecepatan hipersonik.