Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk (capital inflow) ke pasar keuangan dalam negeri sebesar Rp 8,34 triliun dalam periode 1-4 Juni 2024. Aliran modal asing yang masuk didominasi oleh instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Bila dirinci aliran modal asing masuk melalui pasar saham senilai Rp 2,08 triliun dan SRBI sebesar Rp 8,15 triliun. Pada saat yang sama modal asing keluar melalui surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 1,89 triliun.
“Berdasarkan data transaksi 1-4 Juli 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp 8,34 triliun terdiri dari beli neto Rp 2,08 triliun di pasar saham, beli neto Rp 8,15 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta jual neto Rp 1,89 triliun di pasar SBN,” ucap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi yang diterima, dikutip Minggu (7/7/2024). Level yield surat utang Amerika Serikat atau US Treasury Note tenor 10 tahun turun ke level 4,359% per Kamis (4/7/2024). Nilai premi risiko investasi (credit default swap) Indonesia 5 tahun turun menjadi 73,58 basis poin pada Kamis (4/7/2024) dibandingkan posisi pada Jumat (28/7/2024) yang sebesar 77,05 basis poin.
Sementara itu, data kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI menunjukkan posisi nilai tukar rupiah adalah Rp 16.312 per dolar AS pada Jumat (5/7/2024). Secara kumulatif dari 1 Januari hingga 4 Juli 2024 transaksi yang terjadi adalah tercatat jual neto Rp 32,58 triliun di pasar SBN, jual neto Rp 9,06 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 139,79 triliun di SRBI. “BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” tutur Erwin.