Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menyarankan pemerintah bersama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN untuk mencermati sejumlah keputusan yang mungkin dibuat pengelola baru PLTU Paiton 7 & 8 di Jawa Timur, Indonesia. Adapun, operator sebelumnya, Mitsui & Co Ltd melepas saham mayoritasnya 36,260% di PT Paiton Energy kepada RH International (Singapore) Corporation Pte. Ltd. atau RHIS, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan energi asal Thailand, RATCH Group Public Company Limited. Sisanya, 9,255% saham Paiton Energy didivestasikan ke PT Medco Daya Energi Sentosa (MDES), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PT Medco Daya Abadi Lestari, serta pemegang saham Paiton existing yang berafiliasi dengan Keluarga Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC).
“Pengambilalihan itu harus disikapi dengan hati-hati yang berkaitan dengan keputusan-keputusan yang dibuat manajemen baru mengenai operasi pembangkit listrik misalnya,” kata Fabby saat dihubungi, Kamis (2/5/2024). Adapun, manajemen Mitsui menyatakan divestasi saham atas aset PLTU dengan kapasitas keseluruhan 2.045 megawatt (MW) atau 2,04 gigawatt (GW) itu diselesaikan pada 30 April 2024, waktu Eropa. Harga jual saham Mitsui kepada dua perusahaan itu mencapai sekitar 109 miliar yen atau setara dengan Rp11,31 triliun (asumsi kurs Rp103,84 per yen), sekitar US$698.892.250.
Menurut Fabby, keputusan-keputusan baru yang mungkin diambil RATCH Group selepas divestasi bakal memiliki implikasi serius pada keandalan listrik, rencana net zero emission (NZE) nasional, hingga peta jalan pensiun dini PLTU yang telah dijadwalkan pemerintah sampai 2050 mendatang. “Saya harapkan dengan manajemen baru mungkin mereka bisa mempertimbangkan juga untuk menghentikan operasi PLTU Paiton lebih awal sebelum kontraknya berakhir,” kata Fabby. Seperti diberitakan sebelumnya, Chief Executive Officer of RATCH Group Public Company Limited Nitus Voraphonpiput mengatakan akuisisi saham Mitsui di PT Paiton Energy itu bakal memperkuat komitmen jangka panjang perusahaan untuk mengembangkan bisnis di Indonesia.