Indonesia terancam krisis pasokan daging sapi menjelang Ramadan dan Idulfitri 2024 akibat para importir terlambat merealisasikan kuota impor tahun ini. Keterlambatan ini imbas molornya penerbitan izin impor daging sapi beku dari Kementerian Perdagangan. Izin impor seharusnya diperoleh importir paling lambat pada akhir Januari 2024 atau awal Februari 2024. Namun, izin impor baru diterbitkan pada 22 Februari 2024, sementara Idulfitri diperkirakan akan berlangsung pada awal April 2024. Mepetnya waktu pengadaan tersebut membuat para importir kesulitan mendatangkan daging sapi impor tepat waktu sebelum Idulfitri. Pasalnya, para importir membutuhkan waktu lebih panjang untuk pengadaan mulai dari memastikan ketersediaan daging sapi di supplier negara asal, negosisasi harga, hingga kesiapan angkutan logistik kapal.
Berdasarkan laporan Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi), stok daging sapi beku impor di importir saat ini hanya tersisa sekitar 7.500-8.000 ton. Jumlah ini diperkirakan tidak cukup untuk memenuhi permintaan daging yang tinggi saat Lebaran. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) Suhandri mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan saat Idulfitri, importir setidaknya membutuhkan stok minimal 50.000 ton agar dapat meredam lonjakan harga. Di sisi lain, Suhandri mengungkapkan adanya tren kenaikan harga daging sapi impor di negara asal. Harga daging sapi di Australia belakangan ini mulai merangkak naik. Kenaikan harga sekitar 2-3% dianggap masih dapat ditoleransi oleh para importir untuk pengadaan. Namun, kenaikan harga lebih dari ambang batas itu membuat para importir harus berpikir ulang untuk mengimpor daging sapi karena masih harus negosiasi lagi dengan supplier di Australia sehingga butuh waktu lagi.
Adapun, kuota impor daging untuk regular atau swasta pada 2024 dipangkas menjadi 145.250 ton. Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), pada 2023 kuota impor daging sapi regular ditetapkan sebanyak 1 juta ton. Namun, realisasi impor daging sapi regular oleh swasta pada 2023 hanya mencapai kurang dari 30%. Jadi memang ada importir yang mendapatkan persetujuan impor, tapi tidak lakukan realisasi [impor] 100% dari tugasnya. Sehingga harus direview [dipangkas]. Arief menjelaskan, realisasi impor yang rendah di kalangan importir berisiko mengganggu stok daging secara nasional. Sebanyak 145.000 ton daging impor direncanakan tiba di Tanah Air pada pertengahan puasa. Adapun daging impor tersebut merupakan bagian dari impor daging regular untuk konsumsi yang dilakukan pihak swasta.