Akrobat Negara Barat Saat Krisis Energi dan Aliran Batu Bara Indonesia

Krisis energi yang masih merundung Eropa mendorong Negeri Barat berakrobat mencari sumber tenaga alternatif, di saat batu bara Indonesia terus mengalir ke Benua Biru.

Puncak dari akrobat itu akan mengemuka di KTT G7 yang tengah berlangsung di Jerman pada 26 hingga 28 Juli 2022. Jerman, sang tuan rumah, diam-diam menyusun proposal yang meminta rekan-rekannya sesama negara kaya membatalkan komitmen untuk menyetop pembiayaan proyek bahan bakar fosil pada akhir tahun ini.

Padahal, masih segar dalam ingatan pada bulan lalu ketika menteri-menteri energi dan lingkungan G7 mempertebal komitmen iklim yang disepakati di Glasgow pada 2021. Dalam pertemuan itu, subsidi dan pembiayaan untuk proyek bahan bakar fosil dinilai tidak sesuai dengan Perjanjian. Kelompok negara tajir itu juga menegaskan kembali komitmen untuk mengakhiri subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien pada 2025.

Proposal Jerman sudah pasti akan dianggap menjungkirbalikkan kepemimpinan G7 dalam inisiatif mengatasi perubahan iklim. Namun, bagi Jerman yang sedang terhimpit akses yang terbatas ke pasokan energi Rusia, bahan bakar fosil tampaknya menjadi jalan keluar satu-satunya.

Jerman sendiri telah menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara dan menyediakan pembiayaan untuk mengamankan pasokan gas. Belakangan juga diketahui bahwa Jerman telah memesan 150 juta ton batu bara dari Indonesia.

Search