Ada Tekanan Suku Bunga, Pemerintah Dorong Masuknya Investasi Asing

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Septian Hario Seto mengatakan pemerintah tengah terus mendorong masuknya investasi langsung asing (foreign direct investment/ FDI) menyusul tekanan suku bunga yang dinilai menahan investor domestik. “Investasi ini penting. Dari segi domestik, tekanan suku bunga akan berpengaruh negatif, jadi kita sedang mendorong investasi dari sisi FDI,” kata Seto dalam BRI Micro Finance Outlook 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Seto menjelaskan, pemerintah mencatat ada hampir 30 miliar dolar AS investasi tengah dalam persiapan (pipeline) untuk segera dieksekusi dalam dua hingga tiga tahun ke depan. “Pipeline ini bukan berarti masih perencanaan tapi mereka sudah tahap konstruksi, sudah tahap apply (mengajukan) izin dan insentif. Jadi saya kira ini tinggal usaha pemerintah untuk mempercepat realisasi FDI ini,” kata dia. Seto menyebut, pemerintah kini punya strategi agar tidak lagi mengejar satu proyek investasi dengan proyek investasi lainnya. Pemerintah kini membidik pengembangan ekosistem yang menyeluruh agar dampak pertumbuhan ekonomi di daerah lokasi investasi lebih signifikan.

Secara jangka panjang, dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, pasar yang besar dan potensi energi baru dan terbarukan yang tersedia, Seto mengatakan, faktor-faktor tersebut akan sangat menarik bagi investor untuk bisa masuk ke Indonesia. Namun, ia menekankan, semua potensi itu harus dikelola secara baik agar daya saing produk yang dihasilkan Indonesia tetap tinggi di pasar global. Seto menyebut strategi utama yang akan dilakukan pemerintah yakni dengan mengelola sumber daya alam mineral seperti nikel, timah, bauksit dan tembaga, dengan memanfaatkan potensi energi baru dan terbarukan. Indonesia punya nikel terbesar dunia, timah nomor dua, bauksit nomor enam, tembaga nomor tujuh. Itu semua bisa diolah menggunakan energi baru terbarukan yang Indonesia miliki sehingga daya hasil dari produk mineral ini memiliki karbon emisi yang rendah. “Dengan begitu, daya saingnya di pasar global akan semakin tinggi,” kata Seto.

Search