Diabetes tipe 1 merupakan tipe penyakit diabetes yang paling banyak dialami oleh anak-anak di Indonesia. Diabetes tipe 1 terjadi akibat pankreas tidak bisa memproduksi cukup insulin, atau hormon yang mengatur gula darah. Penyebab pastinya belum diketahui secara pasti, tetapi diduga dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik, lingkungan, juga pola hidup yang tidak sehat. Oleh karenanya, pasien diabetes tipe 1 yang sudah berat harus mendapatkan suntikan insulin untuk membantu kadar gula darah dalam tubuh tetap stabil dan terkontrol. Menurut Prof. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), Project Lead Changing Diabetes in Children (CDIC) di Indonesia, lebih dari 70% anak Indonesia dengan diabetes tipe 1 terdeteksi mengidap penyakit ini ketika kondisinya sudah dalam kondisi berat. Menurut laporan International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes tipe 1 di Indonesia mencapai 41,8 ribu orang pada 2022. Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan penderita diabetes tipe 1 terbanyak di Asia Tenggara, serta peringkat ke-34 dari 204 negara di skala global.
Salah satu faktor yang berisiko memengaruhi diabetes tipe 1 pada rentang usia anak sejak lahir hingga dewasa muda, adalah endocrine disruptor chemical atau bahan kimia pengganggu endoktrin. Sistem endoktrin bisa terganggu karena kimia, polusi, hingga pemanasan global. Sekarang banyak anak pubertas lebih cepat, kanker meningkat, anak penisnya lebih kecil. Diabetes bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat, olahraga, mengonsumsi makanan bergizi, dan menghindari makanan cepat saji yang berkadar gula tinggi. Menurut Piprim Basarah Yanuarso, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dunia kesehatan Indonesia memiliki tugas besar meningkatkan kesadaran publik akan meningkatnya kasus diabetes pada anak. Kondisi anak dengan diabetes bisa dicegah bila orang tua mengetahui secara dini penyakit yang dialami oleh anak mereka. Sementara itu, diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak bisa secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Kondisi ini terjadi akibat obesitas, kurangnya aktivitas fisik, dan ada pula faktor genetiknya. Menurut WHO, kasus diabetes tipe 2 belakangan dilaporkan meningkat pada anak-anak dan remaja. Di beberapa negara, ini menjadi tipe utama diabetes pada anak. Secara umum, diabetes merupakan penyakit kronik yang butuh tata laksana jangka panjang dan biaya pengobatan yang mahal. Fakta ini menggerogoti biaya asuransi, baik asuransi swasta maupun dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial “Masalah yang juga menghambat layanan diabetes adalah soal sosial-ekonomi. Asuransi BPJS menanggung, tapi BPJS belum menanggung split gula darahnya dan tidak menanggung pemeriksaan,” kata Aman.