Senior Resident Representative IMF untuk Indonesia James P Walsh menyatakan bahwa kerja Pemerintah Indonesia dari sisi pengelolaan ekonomi makro untuk pemulihan ekonomi sudah baik. Indonesia adalah negara yang sangat besar dan sangat heterogen sehingga upaya untuk percepatan pemulihan ekonomi bukanlah hal yang sederhana. Namun, secara garis besar, desain besar kebijakan ekonomi makro untuk pemulihan ekonomi nasional sudah sangat baik.
Terdapat tiga hal penting yang dilakukan pemerintah selama pandemi. Pertama adalah meningkatkan anggaran belanja untuk sektor kesehatan sehingga layanan untuk menguji, menelusuri, dan perawatan akibat Covid-19 semakin mudah diakses masyarakat. Harga untuk tes Covid-19 relatif lebih murah di sini dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Tidak cuma anggaran belanja kesehatan saja yang ditambah, tetapi belanja untuk sektor kesehatan juga dilakukan secara tepat sasaran. Capaian vaksinasi Indonesia terhitung sangat baik jika dibandingkan dengan negara-negara dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit.
Kedua adalah keputusan untuk memperlebar defisit fiskal. Alasan defisit fiskal diperlebar juga masuk akal mengingat di saat kebutuhan belanja negara untuk kesehatan meningkat, masyarakat juga memerlukan insentif fiskal berupa pemotongan pajak di tengah situasi ekonomi yang tak menentu akibat pandemi. Dalam hal ini, pemerintah sangat mendukung UMKM sebagai tulang punggung perekonomian. Imbasnya, konsumsi rumah tangga terjaga.
Hal ketiga adalah kebijakan moneter Bank Indonesia yang pintar dan suportif dalam mendukung sektor keuangan melewati krisis akibat pandemi Covid-19. Kalau kita lihat, deflasi terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia, di awal-awal pandemi. Akan tetapi, nilai tukar rupiah bisa tetap stabil. Bank Indonesia telah membangun kredibilitasnya di mata internasional dalam 10-20 tahun terakhir dengan mampu menjaga stabilitas inflasi dan nilai tukar.