3 Skenario Masa Depan Suriah Usai Rezim Assad Tumbang

Berakhirnya pemerintahan brutal keluarga Assad selama puluhan tahun di Suriah, menyusul operasi militer pimpinan Hayat Tahrir al-Sham (HTS), telah menimbulkan pertanyaan soal masa depan negara tersebut. Pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani, telah berjanji untuk menyatukan Suriah, tetapi masih belum pasti apakah ia dapat mencapai tujuan ini. Mengingat situasi yang berubah dengan cepat, sulit untuk memprediksi masa depan Suriah. Namun, para ahli menguraikan tiga skenario terkait masa depan Suriah.

Suriah yang Bersatu adalah skenario terbaik, HTS akan bekerja sama dengan entitas-entitas politik sipil lainnya guna memerintah Suriah secara bertanggung jawab. Skenario kedua adalah HTS berkuasa secara otoriter. Ada kekhawatiran bahwa HTS akan mengonsolidasikan kekuasaannya melalui cara-cara otoriter, dengan cara yang sama seperti rezim Assad. Skenario terburuk Perang saudara, yaitu Suriah terjerumus ke dalam kekacauan, mirip seperti Arab Spring pada 2011 silam.

Ketiga skenario itu juga akan bergantung pada tindakan kekuatan-kekuatan asing. Selama beberapa dekade, Assad mengandalkan dukungan dari Iran dan Rusia. Sementara itu, Turki, negara-negara Barat, dan negara-negara Teluk mendukung berbagai kelompok oposisi. Selama beberapa hari terakhir, Israel telah menargetkan infrastruktur militer Suriah dan mengakui pasukannya beroperasi di luar zona penyangga demiliterisasi antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan.

Search