Suhu Global Lebih Panas Berarti Harga Pangan dan Inflasi Lebih Tinggi

Kenaikan harga pangan global dan inflasi saat ini diprediksi akan terus meningkat seiring kenaikan suhu akibat perubahan iklim. Harga makanan bakal meningkat setidaknya 1,5-1,8 poin persentase per tahun dalam satu dekade atau lebih dengan kenaikan lebih tinggi terjadi di daerah yang sebelumnya sudah panas. Demikian temuan studi baru yang dilakukan Max Kotz, ilmuwan iklim di Potsdam Institute for Climate Impact Research, Jerman, dan para analis dari European Central Bank yang diterbitkan di jurnal Communications Earth & Environment pada Kamis (21/3/2024). Penelitian ini telah menemukan keterkaitan yang nyata antara kenaikan suhu global dan lonjakan harga pangan dan inflasi.

Penelitian dilakukan dengan menganalisis label harga bulanan makanan dan barang-barang lain, dibandingkan dengan suhu dan faktor iklim lainnya di 121 negara sejak 1996. Para peneliti menghitung, “guncangan cuaca dan iklim” akan menyebabkan harga makanan meningkat 1,5-1,8 poin persentase per tahun dalam satu dekade atau lebih. Kenaikan harga ini bahkan lebih tinggi lagi di tempat-tempat yang sebelumnya sudah panas, seperti Timur Tengah. Dengan data ini, para peneliti memproyeksikan peningkatan inflasi keseluruhan sebesar 0,8-0,9 poin persentase pada 2035, yang disebabkan oleh perubahan iklim, cuaca ekstrem. “Angka-angka tersebut mungkin terlihat kecil, tetapi bagi bank-bank, seperti Federal Reserve AS yang memerangi inflasi, angka tersebut sangatlah signifikan,” kata penulis studi tersebut, Max Kotz. Perubahan iklim akan berdampak terus-menerus terhadap inflasi. Hal ini merupakan contoh yang menunjukkan salah satu cara perubahan iklim dapat merusak kesejahteraan manusia dan kesejahteraan ekonomi.

Search