Sebanyak 14 negara anggota NATO akan melangsungkan latihan nuklir yang telah lama direncanakan pada pekan depan. Mereka dilaporkan akan tetap melakukan latihan tersebut meski terjadi peningkatan ketegangan terkait perang di Ukraina dan ada desakan dari Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa ia tidak sekadar menggertak ketika mengatakan akan menggunakan segala cara untuk mempertahankan wilayah Rusia. Latihan bertajuk “Steadfast Noon” alias “Siang yang Tegar” itu diadakan setiap tahun dan biasanya berlangsung selama sekitar sepekan.
Latihan itu melibatkan jet tempur yang mampu membawa hulu ledak nuklir, meski tidak melibatkan bom langsung. Jet konvensional, pesawat pengintai, dan pesawat pengisian bahan bakar juga secara rutin terlibat dalam latihan. Diberitakan Associated Press (AP), sebanyak 14 dari 30 negara anggota NATO akan ikut serta dalam latihan yang direncanakan sejak sebelum invasi Rusia ke Ukraina. Bagian utama manuver latihan akan dilakukan lebih dari 1.000 kilometer dari wilayah Rusia, kata seorang pejabat NATO.
“Jika kita membatalkan latihan nuklir yang rutin dan sudah lama direncanakan sekarang gara-gara perang di Ukraina, hal itu dikhawatirkan akan mengirimkan sinyal yang sangat salah,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. “Perilaku NATO yang tegas dan dapat diprediksi, kekuatan militer kita, adalah cara terbaik untuk mencegah eskalasi,” ucap dia. “Jika sekarang kami menciptakan alasan untuk memancing kesalahpahaman, kesalahan perhitungan Moskwa atas kesediaan kami untuk melindungi dan membela semua sekutu, kami akan berisiko meningkatkan eskalasi,” jelas Stoltenberg.