Pemerintah dan Komisi Pemilihan Umum menggelar rapat untuk membahas teknis pelaksanaan pemilihan kepala daerah atau pilkada di Flores Timur yang terdampak bencana erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki. Rapat berlangsung di gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu (13/11/2024) sore. Seusai pertemuan yang berlangsung sekitar 1 jam, Afifuddin menuturkan, pemerintah dan KPU berkoordinasi terkait dampak dari bencana alam letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Hasil pemetaan awal, di lokasi tersebut ada sekitar 13.000 pemilih yang terdampak bencana dan kini berada di lokasi pengungsian. Sebanyak 37 TPS pun ikut terdampak.
Pada H-13 menjelang hari pemungutan suara pilkada, KPU masih terus memantau dan menunggu perkembangan situasi terkini di daerah. Pendataan terbaru ditunggu sesuai laporan dari KPU provinsi, kabupaten, dan kota sampai H-7 atau 20 November mendatang. Salah satunya memindahkan TPS ke lokasi pengungsian. Saat ini, KPU masih berfokus untuk mendata pemilih terdampak, jumlah anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang belum dilantik dan belum diberi bimbingan teknis. Afifuddin menjelaskan, meskipun terdampak letusan gunung berapi, logistik pilkada di daerah tersebut tidak terganggu. Sebab, lokasi gudang yang dimiliki KPU Flores Timur jauh dari lokasi musibah dan bencana.