Pihak Amerika Serikat (AS) dalam kunjungannya ke Indonesia menuturkan bahwa lebih dari 100 perusahaan menunjukan minat pada infrastruktur energi bersih di tengah pembahasan beberapa kemajuan mengenai Just Energy Transition Partnership (JETP). Mengutip keterangan resmi Kedutaan Besar AS di Indonesia, Jumat (2/2/2024), Wakil Kepala Misi AS di Indonesia Jason P. Rebholz mengatakan sudah ada 100 perusahaan yang menunjukkan minat terhadap infrastruktur energi bersih senilai lebih dari US$100 miliar atau sekitar Rp1.500 triliun. Hal ini merupakan upaya kolaboratif untuk bermitra dengan perusahaan sektor swasta yang mencari investasi berbasis energi bersih denganmitra dan pembuat kebijakan di Indonesia.
Sebelumnya Rebholz mengatakan bahwa transisi energi merupakan salah satu prioritas tertinggi pemerintah Negeri Paman Sam dan merupakan elemen utama dalam kemitraan dengan Indonesia. Adapun, salah satu kemitraan AS dengan Indonesia pada November 2023 lalu adalah JETP, yakni strategi Comprehensive Investment and Policy Plan atau CIPP. CIPP merupakan upaya bersama dengan kelompok mitra internasional atau International Partners Group yang memungkinkan Indonesia mencapai tujuan pengurangan emisi di sektor ketenagalistrikan melalui katalis investasi energi terbarukan. Lewat target tersebut, IPG berkomitmen untuk memobilisasi pendanaan publik sebesar US$10 miliar. Aliansi Keuangan Glasgow untuk Net Zero, sebuah koalisi global yang terdiri dari lembaga keuangan terkemuka juga berkomitmen untuk memobilisasi tambahan US$10 miliar dalam pembiayaan swasta. Rebholz juga menjelaskan bahwa pihaknya telah menerapkan investasi ini. Pada Mei 2023 lalu, Badan Perdagangan dan Pembangunan AS mengeluarkan hibah U$1 juta dolar untuk studi kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Nusa Tenggara Barat.