Satu personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) terluka imbas serangan terbaru Israel ke markas pasukan perdamaian Perserikatan angsa-Bangsa (PBB) di Lebanon atau UNIFIL pada Minggu (13/10) pagi. Ini menambah jumlah personel TNI di UNIFIL yang terluka imbas serangan Israel menjadi tiga orang. Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Rolliansyah (Roy) Soemirat mengatakan anggota TNI itu terserempet peluru saat kejadian berlangsung. Terlepas dari eskalasi di perbatasan Israel-Lebanon selatan, Roy mengatakan Indonesia akan terus mempertahankan pasukan TNI di UNIFIL untuk membantu pasukan perdamaian PBB tersebut. Menurut Roy, posisi Indonesia tetap konsisten untuk terus menegaskan bahwa isu “safety and security UN blue helmet Peacekeeping personnel” adalah tanggung jawab bersama dari semua pihak.
Israel kembali berlaku semena-mena dengan menghancurkan gerbang utama dan masuk secara paksa ke markas pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau UNIFIL pada Minggu (13/10). Insiden itu melukai personel UNIFIL yang banyak berasal dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, sejauh ini belum ada laporan identitas atau kewarganegaraan para personel yang luka. Pihak UNIFIL menuturkan kejadian bermula saat tank-tank Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menerobos gerbang pangkalan UNIFIL di Ramyah, Lebanon selatan, pada Minggu pagi. Setelah tank-tank tersebut masuk, UNIFIL menuturkan rentetan ledakan terjadi sekitar dius 100 meter, melepaskan asap yang menyebar ke pangkalan dan menyebabkan personel PBB jatuh sakit.
Pihak UNIFIL mengatakan tindakan paksa Israel terjadi sekitar pukul 4.30 pagi waktu setempat, saat personel di Ramyah melihat tiga peleton pasukan IDF melintasi Blue Line ke Lebanon. Usai memaksa masuk, militer Israel beberapa kali meminta agar lampu di markas UNIFIL itu dimatikan. Menanggapi aksi pendobrakan tersebut, UNIFIL telah mengajukan protes melalui mekanisme penghubung dan menyatakan kehadiran pasukan Israel membahayakan aktivitas personel penjaga perdamaian.