KEGIATAN

Ekonomi Dunia pada 2023 Bakal Terpukul Lebih Parah

Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dalam laporannya, Senin (26/9), mengatakan ekonomi dunia pada 2023 mendatang bakal terpukul lebih parah dari perkiraan sebelumnya karena efek perang Rusia dan Ukraina. Dalam laporan berjudul “membayar harga perang”, OECD mencatat jika konflik memperburuk tekanan inflasi ketika biaya hidup sudah meningkat dengan cepat. Menurut OECD, wabah Covid-19 masih berdampak pada ekonomi global sementara pertumbuhan juga dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga karena bank sentral berjuang untuk mendinginkan harga yang panas. “Sejumlah indikator telah berubah menjadi lebih buruk, dan prospek pertumbuhan global telah menjadi gelap,” sebut laporan OECD.

Selengkapnya »

TPID Berperan Penting untuk Menahan Laju Inflasi Bahan Pangan

Direktur Center of Econonmics and Laws Studies (CELIOS), Bhima Yudistira mengatakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) memiliki peran penting dalam menahan laju inflasi volatile food (bahan pangan bergejolak). Peran tersebut dapat dilaksanakan melalui koordinasi pasokan antardaerah, menyusun neraca pangan per kabupaten yang real time, bahkan jika perlu di level desa, hingga mendorong kembali pemanfaatan lumbung pangan desa.

Selengkapnya »

BI: Harga Bensin Naik, Inflasi Akhir September Diprediksi Sentuh 1,10% MoM

Bank Indonesia (BI) memperkirakan, terjadi peningkatan tingkat inflasi pada September 2022, setelah pada Agustus 2022 lalu, Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat deflasi secara umum. Berdasarkan survei pemantauan harga pada pekan keempat September 2022, inflasi pada periode tersebut diperkirakan sebesar 1,10% secara bulanan (MoM). “Komoditas utama penyumbang inflasi September 2022 sampai dengan minggu ketiga, yaitu dari komoditas bensin dan tarif angkutan dalam kota,” tulis Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono.

Selengkapnya »

Menghitung Ulang Dampak Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Terhadap Realisasi Investasi

Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2022. Kali ini, suku bunga acuan dikerek sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25%. Deputi Bidang Perencanaan Modal Kementerian Investasi/BKPM Indra Darmawan mengatakan, meski BI menaikkan suku bunganya, pihaknya belum menerima laporan adanya pembatalan atau penundaan investasi oleh investor. Oleh karena itu, hal tersebut mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga acuan tersebut tidak menekan realisasi investasi di Indonesia.

Selengkapnya »

Badan Pangan Minta Pemda Fokus Kendalikan Inflasi Pangan

Berbagai langkah extra effort pengendalian inflasi di sektor pangan terus digenjot pemerintah. Upaya itu dinilai telah membuahkan hasil dengan penurunan tingkat inflasi di sektor pangan dari sebelumnya di bulan Juli 2022 sebesar 10,32 persen menjadi 8,93 persen per bulan ini. Guna menjaga tren penurunan ini hingga ke batas wajar, extra effort pengendalian inflasi harus serentak dilakukan di seluruh provinsi. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, mengatakan, salah satu langkah high impact yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengendalikan inflasi adalah dengan fokus mengendalikan inflasi pangan.

Selengkapnya »

Ekonomi Global Berisiko Tumbuh Lebih Rendah Tertekan Inflasi

Bank Indonesia (BI) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2022 menjadi 2,8 persen atau lebih rendah dari perkiraan bank sentral pada Juli lalu sebesar 2,9 persen. Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam keterangan pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, September, di Jakarta, Kamis (22/9), mengatakan perekonomian global berisiko tumbuh lebih rendah disertai dengan tingginya tekanan inflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global. Perry memperkirakan penurunan pertumbuhan ekonomi akan berlanjut dan lebih besar pada tahun 2023 terutama di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Tiongkok, bahkan disertai dengan risiko resesi di sejumlah negara maju.

Selengkapnya »

Kenaikan Bunga Acuan BI ke Level 4,25% Mengejutkan

Setelah mendapat tekanan yang kuat dari berbagai kalangan, Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21-22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) atau 0,5 persen dari 3,75 persen menjadi 4,25 persen. Selain itu, bank sentral juga meningkatkan suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility masing-masing 50 bps dari tiga persen menjadi 3,5 persen dan 4,5 persen menjadi lima persen.

Selengkapnya »

Pemerintah Proyeksi Perlu Investasi 1.100 Miliar Dolar AS Capai NZE 2060

Pemerintah melalui Kementerian ESDM memproyeksikan kebutuhan investasi untuk mendukung pencapaian net zero emission (NZE) pada 2060 mencapai 1.108 miliar dolar AS atau rata-rata 28,5 miliar dolar AS per tahun kebutuhan investasi khusus untuk penambahan pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan (EBT). Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Ditjen EBTKE Kementerian

Selengkapnya »

BRIN Ungkap Tantangan Atasi Kemiskinan Ekstrem

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menyebut beberapa tantangan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem. Pada level mikro, Indonesia dihadapkan pada kenaikan harga-harga terutama berbagai komoditas pangan dan energi. “Ini sebagai akibat dari situasi geopolitik yang berupa yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir,” ujar Handoko. Tri Handoko menuturkan,

Selengkapnya »

ADB Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI pada 2022 Jadi 5,4 Persen

Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 5,4 persen dari perkiraan sebelumnya pada Juli 2022 sebesar 5,2 persen. Ekonom Senior ADB untuk Indonesia, Henry Ma, menjelaskan keputusan ADB untuk menaikkan proyeksi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ini dilakukan seiring momentum yang kuat

Selengkapnya »

Banggar Setuju Anggaran Subsidi Energi 2023 Ditambah Jadi Rp 338 T

Badan Anggaran (Banggar) menyetujui permintaan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menambah anggaran subsidi energi dan kompensasi menjadi Rp 338 triliun pada tahun 2023. Angka itu lebih besar dibanding alokasi awal di angka Rp 336,7 triliun. “Totalnya jadi sekitar Rp 338 triliun, subsidi plus kompensasi, untuk subsidi Rp 212 triliun dan sisanya kompensasi,” ujar Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata.

Selengkapnya »
Search