Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mendesak gerakan Palestina, Hamas, untuk menerima proposal kesepakatan gencatan senjata dengan Israel untuk menukar tahanan Israel dan Palestina. Dia mengatakan kepada keluarga-keluarga sandera Israel bahwa AS tidak akan berhenti sampai semua orang kembali ke rumah. Hamas belum mengomentari pernyataan Antony Blinken. Menteri Luar Negeri AS itu sebelumnya bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog dan mengatakan pemerintah AS bertekad untuk mencapai perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Antony Blinken juga menyalahkan kelompok Hamas jika kesepakatan gencatan senjata tidak tercapai.
Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, mengatakan proposal Israel yang disampaikan kepada Hamas mencakup gencatan senjata 40 hari dalam perang Gaza dan pembebasan kemungkinan ribuan tahanan Palestina sebagai imbalan atas pembebasan beberapa tawanan Israel. Tawaran itu tidak mencakup gencatan senjata total di Gaza, seperti permintaan Hamas. Hamas menuntut diakhirinya serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza sebagai imbalan atas kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel. Sementara itu, Israel menolak untuk mundur dari Jalur Gaza meski keduanya menyetujui proposal gencatan senjata.
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 34.568 jiwa dan 77.765 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (1/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023. Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.