Presiden Iran, Ebrahim Raisi, mengancam akan meruntuhkan Israel jika Israel mencoba menyerang Iran lagi. Hal ini ia sampaikan dalam kunjungannya ke Pakistan selama tiga hari pada 22-24 April 2024. “Jika rezim Zionis sekali lagi melakukan kesalahan dan menyerang tanah suci Iran, situasinya akan berbeda, dan tidak jelas apakah rezim ini akan tetap bertahan,” kata Presiden Iran, Ebrahim Raisi, Selasa (23/4/2024). Ebrahim Raisi berjanji untuk terus dengan hormat mendukung perlawanan Palestina. Dia juga mengecam AS dan negara-negara Barat sebagai pelanggar hak asasi manusia terbesar. Ia mengatakan AS dan negara-negara Barat mendukung genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Israel tidak pernah secara resmi mengakui serangan udara pada Senin (1/4/2024) terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah yang menewaskan tujuh perwira senior Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC). Iran membalas serangan Israel dengan meluncurkan 300 rudal dan drone ke situs militer Israel pada Sabtu (13/4/2024), yang sebagian besar ditangkis oleh jet dan pertahanan AS, Inggris, Prancis, dan Yordania. Sebelumnya, The New York Times mengabarkan bahwa Amerika Serikat, menekan pemerintah Israel agar mengurangi tanggapan atas serangan balasan Iran.
Ketegangan Iran dan Israel baru-baru ini terjadi di tengah perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 34.151 jiwa dan 77.084 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (24/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel.