TNI Angkatan Udara (AU) terus berupaya meningkatkan program alat utama sistem senjata (alutsista), termasuk dalam pengadaan Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) alias drone. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Tonny Harjono menyebut TNI AU bakal kedatangan pesawat nirawak CH-4 dan ANKA. Kemudian ada satu lagi jenis medium altitude long endurance (MALE) atau ketinggian menengah daya tahan lama yakni Bayraktar yang mampu dikendalikan dari jarak jauh. “Bisa menambah range (jangkauan), sehingga kita bisa menerbangkan di luar dari area yang ingin kita pantau. Misalnya di Papua atau di daerah mana, kita bisa menerbangkan dari luar Papua,” sambungnya.
Di samping pengadaan PTTA ini, Tonny juga membeberkan sederet alutsista lain yang segera didatangkan guna memperkuat ketahanan udara RI. Beberapa di antaranya adalah 42 unit pesawat tempur produksi Rafale secara bertahap pada 2026 nanti. Selanjutnya, yakni merencanakan modernisasi serta penambahan unit radar. TNI AU, lanjut Tonny, juga bakal kedatangan pesawat angkut Airbus A400M serta pesawat peringatan dini atau Airborne Early Warning (AEW) juga pesawat pengisian bahan bakar (tanker) atau Multi Role Tanker Transport (MRTT). Ia turut membeberkan akan adanya penambahan unit pada pesawat terbang tanpa awak (PTTA).
Sederet alutsisa ini akan memperkuat sistem pertahanan udara nasional yang sudah ada sebelumnya, macam CASA, helicopter, juga pesawat angkut militer VIP, jenis Falcon. Menurut Tonny, pengadaan alutsista ini masuk ke dalam penyusunan postur Angkatan Udara dalam rencana strategis (renstra) 2025-2044 yang terbagi ke dalam lima renstra dan disesuaikan dengan anggaran negara. Dalam hal ini, Tonny turut mengapresiasi upaya Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto yang turut memperkuat pertahanan negara di sektor udara.