Taiwan diguncang gempa berkekuatan 7,5 skala richter pada Rabu (3/4) waktu setempat. Musibah tersebut tentunya secara tidak langsung mengganggu gerak laju ekonomi di negara tersebut, tak terkecuali pada kinerja ekspor-impor Indonesia. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menilai dampak gempa Taiwan terhadap ekspor-impor Indonesia tidak terlalu signifikan. Sebab, kinerja perdagangan Indonesia-Taiwan dianggap tidak terlalu besar. Kendati demikian, perlu diperhatikan bahwa Taiwan merupakan salah satu produsen utama komponen komputer untuk produk micro chip dan produk high end technology. Bila tidak diantisipasi dengan backup supply yang memadai dari negara lain, maka akan mengganggu produksi micro chip global. Jadi (dampaknya) memang bukan langsung dari Taiwan tetapi dari rantai pasok global yang terganggu dari gempa Taiwan. Teuku menyampaikan saat ini sebetulnya pemerintah tidak bisa mengambil tindakan apapun, karena kerja sama perdagangan Indonesia dengan Taiwan tidak banyak terekspos.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menerangkan lebih rinci bahwa kontribusi ekspor non migas Indonesia ke Taiwan tidak terlalu besar atau kurang dari 2,5%. Jadi dampaknya tidak signifikan. Terkait produk micro chip, David mengungkapkan sejauh ini produk tersebut tidak terlalu membawa dampak bagi perekonomian Indonesia. Kalau terdampak mungkin pasokan mobil dan elektronik bisa terganggu, seperti kasus gangguan pasokan chip tahun 2022 lalu yang menyebabkan inden mobil berbulan-bulan.