Warga Makin Banyak Makan Tabungan Gara-gara Lonjakan Harga Pangan

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai warga Indonesia makin banyak memakan tabungan jelang lebaran imbas pemerintah gagal mengendalikan harga pangan. Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto mewanti-wanti uang lebaran yang diterima masyarakat Indonesia lebih kecil dibandingkan tahun lalu. Menurutnya, hal ini tercermin dari data tabungan masyarakat kelas menengah ke bawah. “Dibandingkan tahun lalu, tabungan masyarakat kelas menengah ke bawah di bawah Rp100 juta itu dari periode ke periode rata-ratanya semakin tipis. (Tahun) 2022 masih di atas Rp2,5 juta, 2023 sudah mulai Rp2 juta, sekarang Rp1,9 juta,” kata Eko dalam diskusi INDEF secara virtual, Selasa (26/3). “Memang data ini tidak terlalu update, ada lag, tapi trennya turun.

Ini menggambarkan masyarakat Indonesia menghadapi lebaran 2024 makan tabungan, kalau masih punya tabungan. Kalau gak punya tabungan, kemungkinan akan banyak pinjam,” prediksi Eko. Ia mengatakan uang lebaran atau tunjangan hari raya (THR) yang didapatkan pekerja Indonesia akan banyak terkuras untuk kebutuhan sehari-hari. Eko mencontohkan harga beras yang melonjak tajam, tidak hanya di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur. Eko mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang menunjukkan mahalnya harga beras di sejumlah daerah di Indonesia. “Walaupun sudah dikatakan panen di sana sini atau April (2024) nanti saat kita rayakan lebaran sudah panen raya, tapi tetap harganya tinggi. Itu menggambarkan bahwa potensi laju konsumsi yang akan meningkat ini sebetulnya sudah mulai tergerus sejak awal tahun,” tutur Eko. Bahkan, ia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2024 ini cuma bisa mencapai level sekitar 5 persen year on year (yoy). Padahal, kuartal I ini diharapkan bisa menjadi momentum yang harus dimanfaatkan pemerintah.

Search