Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja investasi mulai bergerak setelah pemilihan umum (Pemilu) berlangsung pada 14 Februari 2024 lalu. Investor mulai yakin untuk melakukan belanja modal (capital expenditure/capex) setelah sebelumnya masih menahan kegiatan usaha. “Tempo hari memang kami lihat ada kecenderungan capital expenditure-nya menurun, tetapi beberapa waktu terakhir ini capital expenditure-nya sudah mulai meningkat. Ini menunjukkan pola wait and see dari perusahaan sudah berubah dari waktu-waktu terakhir ini,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Maret 2024 di Gedung Thamrin, Kantor BI, pada Rabu (20/3/2024).
Lebih lanjut, Perry mengatakan saat ini kinerja investasi mulai moncer. Khususnya terhadap perusahaan yang berada dalam sektor makanan minuman, perdagangan besar, transportasi, komunikasi, serta hotel, restoran dan cafe. Sektor lain yang juga meningkat adalah sektor ekspor yang berkaitan dengan hilirisasi maupun minerba juga terus mendukung. Dengan meningkatkan kinerja dunia usaha pada sektor-sektor tersebut turut mempengaruhi pertumbuhan kredit. Kredit perbankan terus meningkat sehingga mendukung upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi. Pada Februari 2024, kredit tumbuh tinggi sebesar 11,28% (yoy), terutama pada sektor pertanian, pertambangan, konstruksi, perdagangan, jasa sosial, dan jasa dunia usaha.
Dari sisi penawaran, tingginya pertumbuhan kredit ditopang terjaganya appetite perbankan yang didukung dengan permodalan dan ketersediaan likuiditas. Ketersediaan likuiditas perbankan tercermin pada tingginya rasio AL/DPK sebesar 27,41% yang didukung oleh kebijakan insentif likuiditas makroprudensial BI. “Pertumbuhan kredit investasi sudah mulai tinggi, sehingga kami masih meyakini pertumbuhan ekonomi 2024 ini di kisaran 4,7-5,5% atau midpoint-nya 5,1%,” tutur Perry.