Sirekap KPU per Minggu (3/3/2024) pukul 19.00 menunjukkan, PPP memperoleh 3.081.121 suara atau 4,01 persen dari suara sah sementara, sedangkan PSI memperoleh 2.043.418 suara (3,13 persen). Lonjakan suara PSI disorot Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy. Ada kenaikan drastis suara PSI pada 1 Maret pada pukul 17.00 dan pukul 19.00. Hanya dalam dua jam, suara PSI bertambah 19.000 yang berasal dari 110 tempat pemungutan suara (TPS). Ini berarti, PSI rata-rata mendapatkan 173 suara di setiap TPS.
Anggota KPU, Idham Holik, mengatakan KPU belum melakukan rekapitulasi untuk perolehan suara di dalam negeri, karena masih menyelesaikan proses rekapitulasi untuk perolehan suara di luar negeri. Menurut Idham, siapa pun bisa berkomentar dan menduga-duga adanya penggelembungan suara. KPU meminta publik menunggu hasil rekapitulasi resmi karena Sirekap tak bisa dijadikan acuan. Menjawab berbagai tudingan kecurangan, Idham mengungkapkan penyelenggaraan pemilu tak hanya melibatkan KPU, tetapi juga ada Bawaslu, panitia penyelenggara, dan saksi-saksi.
Romahurmuziy menyoroti fenomena ini sebagai upaya penggelembungan suara PSI lewat operasi ”sayang anak”. PPP akan mengusulkan agar persoalan tersebut menjadi salah satu yang diselidiki melalui penggunaan hak angket DPR apabila polemik ketidakwajaran perolehan suara tak kunjung diatasi.