Perang baru terancam pecah di Timur Tengah antara Israel dan Mesir usai Kairo mengancam bakal menangguhkan perjanjian Camp David. Ancaman itu diutarakan Mesir jika Israel berani menggempur Kota Rafah, Palestina. Kota Rafah menjadi satu-satunya wilayah tersisa di Jalur Gaza yang menampung jutaan warga mengungsi. Sementara itu, Perjanjian Camp David sendiri merupakan kesepakatan damai antara Israel dan Mesir pada 1978 usai terlibat perang besar. Kesepakatan ini juga kemudian menjadi landasan kerangka perjanjian damai Israel dengan beberapa negara Arab di Timur Tengah.
Dua pejabat tinggi Mesir dan seorang diplomat ternama negara Barat yang mengetahui hal ini menyebut Kairo terpaksa membawa perjanjian Camp David usai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ngotot bakal mengerahkan tentara untuk membombardir Kota Rafah. Sementara itu seorang pejabat Hamas menyebutkan bahwa invasi ke Rafah akan menghancurkan perundingan-perundingan yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar yang bertujuan mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Netanyahu menyatakan warga sipil di Rafah dapat melarikan diri ke utara. Dia mengklaim ada banyak daerah yang telah dibersihkan pasukannya di sana. Lebih lanjut, Netanyahu menuturkan Israel sedang mengembangkan rencana rinci untuk merelokasi mereka. Selain Mesir, Qatar, Arab Saudi dan sejumlah negara lain juga telah memperingatkan dampak buruk jika Israel melancarkan serangan ke Rafah.