Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada sepanjang tahun 2023 melambat, bila dibandingkan dengan capaian sepanjang 2022. BPS mencatat, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada sepanjang tahun lalu sebesar 4,82% yoy atau lebih rendah dari pertumbuhan pada sepanjang tahun 2022 yang sebesar 4,94% yoy. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga didorong perlambatan pengeluaran kelompok menengah atas. Amalia menambahkan, ini tercermin dari indikator perlambatan pertumbuhan pajak pertambahan nilai atas barang mewah (PPnBM) yang melambat. Juga, jumlah penumpang angkutan udara melambat, serta penjualan mobil tak menyumbang sebanyak sumbangan tahun lalu. Sebaliknya, investasi finansial seperti simpanan berjangka justru mengalami penguatan.
Menanggapi data BPS tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pemerintah akan berupaya mendorong kepercayaan masyarakat kelas menengah atas. Airlangga menambahkan, masyarakat kelompok tersebut cenderung menabung bila ketidakpastian tinggi, termasuk saat adanya proses politik ini. Selain itu, pemerintah juga akan mendorong konsumsi masyarakat kelas bawah dengan bantuan sosial. Untuk menjaga daya beli masyarakat. Juga kami akan menjaga inflasi akan lebih rendah lagi.