Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri alias ULN RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun (asumsi kurs Rp 15.540 per dolar AS). BI mengklaim posisi utang luar negeri ini tetap terkendali. Posisi utang luar negeri per November 2023 ini tercatat naik 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya ( year on year /yoy). “Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh transaksi ULN sektor publik,” ujar Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono. Selain itu, posisi utang luar negeri pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah. Hal ini berdampak pada meningkatnya angka statistik ULN Indonesia valuta lainnya dalam satuan dolar AS. “Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” ucap Erwin.
Dia menjelaskan, terjaganya utang luar negeri Indonesia pada November 2023 terlihat dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,3 persen. Selain itu, terlihat dari dominasi utang luar negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,1 persen dari total ULN. Erwin menuturkan, pihaknya dan pemerintah akan memperkuat koordinasi dan memantau perkembangan untuk menjaga struktur utang luar negeri tetap sehat. Selain itu, peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian. Utang Luar Negeri Pemerintah Secara lebih rinci, ULN pemerintah per November 2023 mencapai US$ 192,6 miliar atau sekitar Rp 2.993,9 triliun. Angka ini tumbuh 6 persen yoy, meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 3 persen yoy.