Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor secara kumulatif selama Januari sampai Desember 2023 sebesar US$ 258,82 miliar. Angka ini menunjukkan kontraksi 11,33% dari periode Januari-Desember 2022 yang senilai US$ 291,90 miliar. “Total ekspor pada periode Januari- Desember 2023 mencapai US$ 258,82 miliar atau turun 11,33% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” ucap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Gedung BPS pada Senin (15/1/2024).
Secara kumulatif nilai ekspor nonmigas mencapai US$ 242,9 miliar atau turun 11,96% dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu US$ 275,91 miliar. Sedangkan nilai ekspor migas sebesar US$ 15,92 miliar atau turun 0,47% dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu US$ 16 miliar. “Komoditas nonmigas yang mengalami penurunan nilai ekspor adalah bahan bakar mineral; lemak minyak hewani/nabati; dan berbagai produk kimia,” tutur Pudji.
Pudji mengatakan jika dilihat menurut sektor maka penurunan nilai ekspor secara kumulatif terjadi di seluruh sektor nonmigas. Pertama yaitu industri pengolahan dengan nilai ekspor US$ 186,98 miliar atau terjadi kontraksi 9,26% dari periode yang sama tahun 2022. Sektor ini memberikan kontribusi 76,98% terhadap total ekspor nonmigas selama Januari-Desember 2023. Kedua yaitu pertambangan dan lainnya sebesar US$ 51,51 miliar atau terjadi kontraksi 20,68% dari periode yang sama tahun 2022. Ketiga yaitu pertanian, kehutanan, dan lainya sebesar US$ 4,4 miliar atau terjadi kontraksi 10,04% dari periode yang sama tahun 2022.