Ketegangan di wilayah Laut Merah belum mereda. Ini terjadi setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris mengambil tindakan dengan menyerang beberapa wilayah Yaman untuk melawan kelompok penguasa negara itu, Houthi, yang menyerang beberapa kapal dagang di perairan itu. Atas serangan ini, pengamat televisi Yaman yang juga pro-Houthi, Hussain Al Bukhaiti, mengatakan pada hari Minggu (14/1/2024) bahwa meski mendapatkan perlawanan, serangan kelompok tersebut terhadap kapal dagang yang melintasi jalur perairan Laut Merah dan Terusan Suez akan terus berlanjut. “Jika AS dan Inggris terus membom Yaman, pasukan Houthi akan menyerang kapal perang Barat mungkin menggunakan ratusan drone dan rudal yang akan menunjukkan peningkatan yang signifikan,” katanya dikutip The Guardian.
Houthi sendiri mengaku serangan ke kapal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina dalam pertempuran antara milisi penguasa Gaza, Hamas, dengan Tel Aviv. Hampir 24.000 warga Palestina terbunuh di Gaza sejauh ini atas serangan Israel ke wilayah itu. Selain kapal Israel, kelompok yang didukung Iran itu menyebut akan menyerbu kapal-kapal negara-negara sekutu Tel Aviv. AS diketahui telah menjadi sekutu utama Israel di Timur Tengah. Negeri Paman Sam itu juga telah memberikan Tel Aviv akses terhadap beberapa senjata buatannya.