Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membongkar biang kerok kenapa lonjakan harga beras pada 2023 kemarin susah dikendalikan oleh pemerintah. Ia mengatakan sejatinya pemerintah sudah mengeluarkan penugasan impor ke Bulog sebanyak 3,5 juta ton pada tahun lalu agar lonjakan harga itu bisa diredam. Dari jumlah itu, 3 juta sudah tereksekusi pada tahun kemarin. Sementara itu, 500 ribu lainnya akan masuk pada tahun ini. Beras tersebut berasal dari Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Pakistan.
Namun, Bayu mengakui beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SHPP) maupun bantuan sosial pangan yang disalurkan Bulog dari beras impor itu belum berhasil menekan harga beras. “Harus diakui bahwa bantuan pangan dan beras SPHP belum berhasil menurunkan harga, tapi berhasil menurunkan inflasi, tapi harga berasnya masih relatif tinggi. Jadi artinya harga beras itu stabil tapi relatif tinggi,” katanya dalam konferensi pers di Kantor Bulog, Kamis (11/1). “Mengapa belum berhasil menurunkan harga karena memang kondisi produksi situasinya masih berat bahkan berlanjut sampai dengan saat ini,” imbuhnya. Karena belum berhasil itulah, pemerintah membuka keran impor beras lagi untuk tahun ini. Ia mengatakan Bulog sudah mendapatkan tugas dari pemerintah untuk mengimpor 2 juta ton lagi tahun ini. Namun, ada kemungkinan jumlah tersebut bertambah.