Para pelaku industri nasional tampaknya harus lebih efisien ketika menggunakan gula kristal rafinasi untuk keperluan produksi. Pasalnya, pemerintah dipastikan memangkas kuota impor gula untuk industri pada tahun ini. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menetapkan kuota impor gula industri sebesar 3,45 juta ton untuk tahun 2024. Angka ini lebih rendah dari kuota impor gula industri tahun 2023 sebanyak 3,61 juta ton. Impor tersebut berupa gula mentah, kemudian diolah menjadi gula kristal rafinasi yang nantinya dipakai untuk kebutuhan produksi industri tertentu. Adapun Brasil disebut-sebut menjadi negara utama pengekspor gula industri ke Indonesia.
Kemenperin memiliki pertimbangan tersendiri dalam kebijakannya memangkas kuota impor gula industri pada tahun ini. Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni bilang, kuota impor gula industri dihitung dengan memperhatikan tren kebutuhan gula kristal rafinasi dan ketersediaan gula tersebut di industri–industri Tanah Air. “Gula kristal rafinasi yang diproduksi diharapkan dapat habis diserap oleh industri sehingga mengurangi biaya penyimpanan (cost of inventory),” ujarnya. Pihaknya tentu berharap kuota impor gula industri yang telah ditetapkan benar-benar mampu memenuhi seluruh kebutuhan industri sepanjang tahun ini. Pemerintah senantiasa berupaya menjaga pasokan gula kristal rafinasi tetap terjaga. Selain itu, evaluasi terhadap kebijakan impor gula industri juga akan dievaluasi secara berkala. “Jika terjadi kekurangan pasokan, maka antisipasi yang dilakukan pemerintah adalah melakukan penambahan alokasi gula industri pada neraca komoditas perubahan,” kata Febri. Kemenperin tidak menjelaskan secara terbuka nama-nama perusahaan yang jadi importir gula industri tahun ini. Yang terang, hasil impor gula kristal mentah ini akan diberikan kepada seluruh pabrik gula rafinasi yang berjumlah 11 pabrik. Dari situ, gula kristal rafinasi yang telah diolah akan diberikan kepada industri yang membutuhkan. Sebagai catatan, rata-rata kebutuhan gula kristal rafinasi berkisar 250.000 ton-280.000 ton per bulan. Untuk periode Ramadan, kebutuhan gula tersebut dapat melonjak hingga 300.000 ton.