Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, dampak gempa yang terjadi di pusat kota Sumedang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat cukup mengagetkan. “Semula, kita perkirakan tidak berdampak signifikan. Sebetulnya ada (terjadi) lima gempa, tapi yang lainnya kecil-kecil. Tapi yang malam itu sampai 4,8, dan ternyata berdampak signifikan,” ujar Suharyanto kepada sejumlah wartawan di tenda sementara di sekitar RSUD Sumedang, Senin (1/1/2024) sore. Diketahui, Sumedang diguncang gempa hingga 5 kali, Minggu (31/12/2023). Gempa pertama terasa M 4.1 dengan kedalaman 7 kilometer, sekitar pukul 14.35 WIB.
Suharyanto mengatakan, setelah melakukan kroscek ke lapangan, terdapat banyak rumah warga yang rusak akibat gempa. Untuk itu, kata Suharyanto, Pemerintah Kabupaten Sumedang harus bergerak cepat melakukan pendataan terkait kerusakan yang ditimbulkan, terutama terkait kerusakan rumah warga. “Jadi untuk penanganannya, langkah pertama tadi Pj. Bupati sudah menetapkan tanggap darurat selama 7 hari. Artinya, pemerintah akan membantu penanggulangan secara intensif. Kami (Pemerintah) memberikan bantuan Rp 300 juta untuk penanganan. Untuk berbagai kebutuhan,” tutur Suharyanto.
Suharyanto berharap, pendataan harus dilakukan segera, dan tidak menunggu hingga 7 hari status tanggap darurat selesai. “Pemerintah daerah saya minta segera mendata mana yang rusak berat, sedang dan ringan, pendataan bisa cepat,” sebut Suharyanto. Suharyanto menyebutkan, seperti instruksi Presiden Joko Widodo, pemerintah akan memberikan bantuan sesuai dengan spesifikasi kerusakannya. “Bapak Presiden sudah menetapkan, yang menderita, yang rumahnya hancur (rusak berat) mendapat bantuan dari pemerintah Rp 60 juta. Dengan bantuan ini, paling tidak yang tidak punya (biaya) sama sekali bisa kembali membangun rumahnya,” sebut Suharyanto. Sementara, kata Suharyanto, untuk rumah yang rusak sedang pemerintah akan memberikan bantuan Rp 30 juta, serta rumah rusak ringan Rp 15 juta.