Kemitraan strategis TikTok dengan Tokopedia diawali dengan periode uji coba program kampanye Beli Lokal dimulai pada 12 Desember 2023 bertepatan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Mereka mengklaim uji coba itu sesuai dengan inisiatif pemerintah Indonesia yang ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital melalui pemberdayaan UMKM lokal dan pelaksanaannya dilakukan dengan konsultasi dan pengawasan dari kementerian serta lembaga terkait. Merespons hal tersebut, Menteri Koperasi dan Usaha (Menkop UKM) Teten Masduki, menekankan TikTok dan Tokopedia agar mematuhi regulasi yang ada seiring kedua platform digital itu resmi menjalin kerja sama. TikTok dan Tokopedia mesti menerapkan kebijakan dalam Permendag No. 31/2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan melalui Sistem Elektronik. Dia menegaskan, TikTok dan Tokopedia dilarang memberi ruang bagi barang dumping di negara asalnya, atau barang impor dengan harga ekspor yang lebih rendah dibanding negara asalnya. “Oleh karena itu, para merchant yang menjual produk impor harus dilengkapi dokumen importasi supaya tidak menjual barang ilegal,” kata Teten.
Namun, di sisi lain, pelaku UMKM masih meragukan kehadiran TikTok Shop dengan menggandeng Tokopedia dapat memberikan ruangbesarnya untuk produk UMKM lokal. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Edy Misero mengatakan, tidak semua UMKM dicommerce menjual produk lokal. Meskipun Tokopedia dan TikTok mengklaim bahwa gabungan dari bisnis mereka telah menampung lebih dari 90% merchant dari kalangan UMKM. “Apa benar 90% itu produk lokal? Karena statement Pak Jokowi hampir 80% produk commerce yang dijual adalah produk impor, dan TikTok selama ini sebelum ditutup hampir sama juga, 90% produk impor,” ujar Edy. Perlu dipastikan terlebih dahulu tujuan TikTok Shop menggabungkan bisnisnya dengan commerce lokal, Tokopedia. Apabila tujuan TikTok membuka kembalinya lewat kemitraan dengan Tokopedia hanya untuk mengeruk keuntungan semata. Kalau spiritnya untuk mendapatkan keuntungan di area bisnis Indonesia, kita tidak sependapat,” katanya.
Namun, sebaliknya Edy bakal mendukung apabila tujuan TikTok bergabung dengan Tokopedia untuk memberikan ruang dan peluang besar bagi produk UMKM lokal. Dia pun menekankan bahwa kedua platform digital itu perlu memastikan ruang yang sempit untukproduk impor diperdagangkan. Musababnya, akar permasalahan selama ini yang menggerus daya saing produk lokal adalah maraknya peredaran barang impor di platform digital. Harga produk impor yang sangat murah telah memukul produk lokal.