Sistem Pensiun Indonesia diganjar nilai C dengan perolehan poin 51,8 pada tahun 2023 berdasarkan studi Mercer, baru-baru ini. Kendati demikian, peroleh poin dalam indeks itu bergerak meningkat dibandingkan tahun lalu. Studi terhadap sistem pensiun dari 47 negara itu berjudul Mercer CFA Institute Global Pension Index 2023, Feature chapter: The growing impact of AI on pension systems and their members. Nilai indeks keseluruhan untuk setiap sistem mewakili rata-rata tertimbang dari tiga sub-indeks meliputi kecukupan (adequacy), keberlanjutan (sustainability), dan integritas (integrity).
Jika dirinci, indeks Sistem Pensiun Indonesia memperoleh total poin 51,8 pada tahun 2023 atau menempati peringkat C. Sub-indeks kecukupan tercatat naik menjadi sebesar 41,6 (D), keberlanjutan naik menjadi 50,6 (C), dan integritas 69,8 (B). Dibandingkan indeks pada 2022, Sistem Pensiun Indonesia mencatat poin 49,2. Di mana sub-indeks kecukupan sebesar 39,3 (D), keberlanjutan 44,5 (D), dan integritas 71,5 (B). Dalam studi ini, Indonesia menempati peringkat ke-41 dari 47 negara di dunia.
Lebih lanjut dengan menilik posisi indeks Sistem Pensiun Indonesia tersebut, Mercer dan CFA Institute turut serta memberi rekomendasi agar indeks dapat ditingkatkan ke depan. Pertama, memberikan dukungan lebih kepada individu-individu miskin dengan cakupan usia tertentu. Kedua, memperluas cakupan kepemilikan pensiun dari karyawan usia kerja, sehingga meningkatkan tingkat aset dari waktu ke waktu. Ketiga, melanjutkan pengaturan turunan untuk sistem pensiun swasta. Keempat, inovasi terkait transparansi dan memperkenalkan proyeksi manfaat yang diperoleh penerima dana pensiun secara tahunan.