Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI November 2023 di level 6,00%. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, BI keputusan menahan suku bunga ini seiring dengan upaya menjaga dari dampak ketidakpastian global. “Ini untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak ketidakpastian global yang masih tinggi,” tegas Perry dalam konferensi pers, Kamis (23/11) di Jakarta. Selain itu, Perry bilang ini merupakan langkah pre emptive dan forward looking untuk memitigasi dampak terhadap inflasi barang impor (imported inflation). Sehingga, inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3% plus minus 1% pada 2023 dan 2,5% plus minus 1% pada tahun 2024.
Meski demikian, Perry menegaskan bahwa kebijakan makroprudensial akan longgar. Dengan memperkuat efektivitas kebijakan insentif KLM dan menurunkan rasio PLM untuk mendorong kredit pembiayaan lebih lanjut. Akselerasi digital sistem pembayaran juga akan diperkuat untuk memperluas inklusi ekonomi dan keuangan digital, termasuk digitalisasi transaksi keuangan pemerintah pusat dan daerah. “Bauran kebijakan tersebut akan terus diarahkan untuk upaya stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tambahnya. Lebih lanjut, selain menahan suku bunga acuan, bank sentral juga menahan suku bunga deposit facility di level 5,25% dan suku bunga lending facility di level 6,75%.