Perlambatan 1% Ekonomi China Berdampak 0,3% pada Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pertumbuhan ekonomi China saat ini diprediksi akan mengalami perlambatan, dan dampaknya tidak hanya akan terbatas pada ekonomi China sendiri, tetapi juga akan mempengaruhi ekonomi Indonesia. Peneliti Ekonomi Senior Chatib Basri mengatakan bahwa perlambatan ekonomi China dapat memiliki konsekuensi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut perhitungan Chatib, jika pertumbuhan ekonomi China melambat sebesar 1%, maka ini akan mengakibatkan pengurangan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 0,3%.

Sebagai contoh, jika ekonomi China mengalami perlambatan dari 5,2% year-on-year (yoy) menjadi 4,5% yoy, maka dampaknya pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 0,7%, meskipun mungkin tidak melebihi 0,3%. Chatib menyampaikan pandangan ini dalam acara BTPN Economic Outlook 2024 di Jakarta pada Rabu, 22 November. Mantan Menteri Keuangan ini menyoroti hubungan dagang yang signifikan antara Indonesia dan China sebagai faktor utama penyebab dampak ini. Dengan menjadi mitra dagang terbesar Indonesia, perubahan ekonomi di China akan langsung berdampak pada ekspor Indonesia ke China. Perlambatan ekonomi China dianggap dapat mengurangi volume ekspor Indonesia ke China, yang pada gilirannya akan menurunkan kinerja sektor ekspor dan berpotensi menyebabkan pelemahan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, ketidakpastian dalam ekonomi China dapat dianggap sebagai faktor risiko potensial bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, dampak perlambatan ekonomi China tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga oleh negara-negara lain di ASEAN. Hal ini disebabkan oleh posisi China sebagai mitra dagang utama bagi sebagian besar negara di kawasan Asia Tenggara. Dengan demikian, kinerja perekonomian China dapat memengaruhi secara signifikan perekonomian ASEAN secara keseluruhan, menimbulkan tantangan baru dalam mengelola stabilitas ekonomi regional.

Search