Bank Indonesia (BI) melihat, potensi pelemahan nilai tukar rupiah pada tahun 2024. Dalam Rencana Anggaran Tahunan Bank Indonesia (RATBI) 2024, potensi rata-rata nilai tukar rupiah tahun 2024 sebesar Rp 15.510 per dolar Amerika Serikat (AS). Rata-rata nilai tukar rupiah di tahun 2024 itu lebih lemah bila dibandingkan dengan prognosa rata-rata nilai tukar rupiah 2023 yang dicantumkannya dalam ATBI 2023 yang sebesar Rp 15.280 per dolar AS. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, pergerakan nilai tukar rupiah tahun depan masih dipengaruhi ketidakpastian pasar keuangan global. “Yang kemudian, memengaruhi aliran modal ke negara berkembang dan memberikan tekanan kepada mata uang dunia,” tutur Perry. Salah satu gejolak datang dari tren suku bunga tinggi negara-negara di dunia, termasuk AS.
Suku bunga kebijakan AS diyakini masih akan tinggi setidaknya hingga semester I-2023. Perry memperkirakan, masih ada peluang terjadinya kenaikan suku bunga acuan AS pada akhir tahun 2023 menjadi 5,75%. Suku bunga AS masih akan ditahan pada level ini selama beberapa waktu ke depan, dan baru kemungkinan akan turun pada semester II-2024. Kemungkinan penurunan suku bunga acuan AS pada semester II-2024, sebesar total 50 bps. Sehingga, suku bunga acuan Paman Sam pada akhir tahun depan ada di kisaran 5,25%. Kemudian, suku bunga surat utang pemerintah AS atau US Treasury juga membengkak tajam pada akhir kuartal III-2023 menjadi 4,57%. Bahkan, masih ada kemungkinan suku bunga US Treasury naik lagi pada akhir tahun menjadi 5,16% dan akan bertahan relatif tinggi di tahun 2024, baru kemudian turun di kisaran 4,87% pada semester II-2024. Ini yang kemudian membuat indeks dolar AS menguat. Perry memperkirakan pada kuartal IV-2023, indeks dolar AS akan berada di kisaran 107,0 atau meningkat dari 103,3 pada kuartal III-2023. Indeks dolar AS memang mungkin melemah pada tahun depan menjadi 102,1. Namun, Perry mengingatkan, level tersebut masih masuk dalam kategori tinggi. Fenomena tersebut yang membuat seluruh negara berkembang, termasuk Indonesia harus berupaya keras dalam menjaga ketahanan ekonomi. Khususnya, dampak terhadap nilai tukar rupiah.