Pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Senin (13/11) salah satunya membahas potensi kerja sama perdagangan kendaraan listrik berbaterai nikel. Pada September lalu, Indonesia, yang memiliki cadangan bijih nikel terbesar di dunia, meminta AS memasukkan ekspor nikel ke Inflation Reduction Act (IRA). Sebagian besar nikel dari Indonesia diolah menjadi logam mentah, tetapi pemerintahan Jokowi ingin mengembangkan rantai pasokan kendaraan listrik memanfaatkan cadangan nikel yang sangat besar sebagai bahan baku pembuatan baterai.
Reuters yang mendapatkan informasi dari tiga sumber melaporkan bahwa AS masih menyoroti tentang standar lingkungan, sosial dan tata kelola di Indonesia terkait bagaimana kesepakatan nikel bisa terjadi.
Pemerintahan AS juga dikatakan berencana berdiskusi dengan anggota parlemen dan kelompok buruh dalam beberapa pekan ke depan. Diskusi yang dibahas di kubu AS salah satunya adalah memastikan potensi pasokan nikel dari Indonesia diproduksi dengan dampak lingkungan seminimal mungkin.