BPS merilis data ekonomi Indonesia kuartal III tumbuh sebesar 4,94 persen secara tahunan atau year on year. Berdasarkan catatan kumparan, angka itu tentu jauh lebih rendah ketimbang ekonomi Indonesia di kuartal II yang tumbuh 5,03 persen yoy. Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tercatat, per kuartal III 2023 secara yoy, ekonomi AS hanya tumbuh 2,9 persen, Jepang dan Korea Selatan 1,4 persen. Sementara, China pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2023 sama dengan Indonesia yang sebesar 4,9 persen, India sebesar 6,5 persen. Faktor yang berpengaruh pada kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ini yakni perkembangan kinerja perdagangan internasional, berupa penurunan harga komoditas di pasar global yang berpengaruh pada penurunan ekspor komoditas unggulan Indonesia. Dari sisi nilai ekspor, batu bara, minyak kelapa sawit (CPO), dan nikel di kuartal III 2023 lebih rendah baik secara bulanan (mtm) maupun tahunan (yoy), tetapi dari sisi volume masih meningkat. Nilai ekspor batu bara turun 5,25 persen, CPO turun 6,29 persen, dan nikel naik 22,88 persen. Meskipun mengalami tren penurunan, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 41 bulan berturut-turut pada kuartal III 2023, surplus neraca dagang mencapai USD 7,83 miliar, atau naik sekitar 0,17 persen dari kuartal sebelumnya. Ekonomi Indonesia tumbuh didorong aktivitas domestik yang terjaga, seperti peningkatan mobilitas dan sektor pariwisata, terlihat dari jumlah penumpang di seluruh moda transportasi mengalami peningkatan pada kuartal III 2023.
Menteri Keuangan (Menkeu) mengakui realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2023 sebesar 4,94 persen yoy jauh lebih rendah dari ekspektasi pemerintah. Pemerintah sudah mengantisipasi perlambatan ekonomi di kuartal III 2023. Namun dilihat dari data konsumsi yang dirilis BPS memang angkanya relatif lebih rendah dari ekspektasi pemerintah. Melihat consumer confidence-nya tinggi, namun translation-nya kepada consumption itu ternyata tidak setinggi yang diharapkan, maka perlu dilihat pengaruhnya, apakah psikologis dengan kondisi El Nino, harga beras naik, dan berbagai faktor.
Pemerintah menggelontorkan serangkaian paket kebijakan, mulai dari bantuan langsung tunai (BLT), bantuan beras, dan insentif PPN yang ditanggung pemerintah (PPN DPT) untuk perumahan. Hal itu dilakukan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi RI. Sri Mulyani menuturkan, baseline pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2023 berdasarkan proyeksi pemerintah yaitu 5,06 persen. Dengan banyaknya ketidakpastian ekonomi, pertumbuhan Indonesia bisa melemah ke 4,81 persen. “Dengan adanya paket ini, yang bisa berjalan di kuartal III, kita berharap bisa menambah 0,2 persen additional growth sehingga kita harapkan di kuartal IV pertumbuhan ekonomi bisa tetap dijaga di 5,01 persen,” jelasnya. Jika proyeksi tersebut bisa tercapai, lanjut Menkeu, pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2023 secara keseluruhan (full year) diharapkan bisa terjaga di angka 5,04 persen.