Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut dunia tak bisa bernapas imbas perang Israel-Hamas, termasuk pemerintah Indonesia. Pasalnya, dampak perang ikut merembet kemana-mana, termasuk ekonomi global yang bisa berujung ke Indonesia. “Pemerintah terus mengantisipasi berbagai risiko akibat ketidakpastian geopolitik yang baru di Timur Tengah, yang tentu (perang) Ukraina belum selesai, Israel-Hamas menambah ketidakpastian. Dunia baru mulai bernapas, jadi tidak bisa bernapas lagi,” katanya dalam konferensi pers di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (6/11).
“Oleh karena itu, kita melihat dan diperkirakan berbagai lembaga internasional akan ada penurunan. Tentu perubahan iklim belum selesai, El Nino itu juga membuat pasokan pangan akan terganggu,” sambung Airlangga. Ia lantas menyoroti rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia yang merosot ke 4,94 persen di kuartal III 2023. Menurutnya, itu masih kuat di tengah kondisi global yang tak menentu. Pertumbuhan ini ditopang solidnya permintaan domestik yang tercermin dari konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB).
Airlangga mengklaim segi peningkatan distribusi lebih baik. Ia merinci pertumbuhan ekonomi tertinggi ada di Sulawesi sebesar 6,44 persen ditopang hilirisasi baja, sedangkan Maluku-Papua ditopang potensi nikel, tembaga, dan emas. “Indonesia salah satu negara yang tumbuh kuat. Pertumbuhan kita masih lebih tinggi dibandingkan berbagai negara lain, termasuk China, Malaysia, AS, bahkan Singapura. Tapi tentu ada beberapa negara di atas kita, seperti Vietnam,” tegas Airlangga.