Pasukan Khusus AS dan Israel Tewas Kena Jebakan Hamas di Gaza, Inggris Kerahkan Unit Elite SAS

Keterlibatan langsung pasukan Amerika Serikat (AS) dalam serangan darat pasukan pertahanan Israel (IDF) akhirnya diakui sendiri oleh Washington. Para pejabat AS mengonfirmasi, pasukan khusus AS memang ikut dalam serangan darat Israel dengan dalih menyelamatkan warga AS yang ditawan oleh Hamas. Disebutkan, Hamas menangkap sekitar 245 orang saat serangan mendadak mereka di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober. Banyak dari mereka yang ditawan adalah warga sipil, dan beberapa lainnya memiliki kewarganegaraan AS. Hamas sejauh ini telah membebaskan empat tawanan, termasuk dua warga negara AS-Israel.

Mantan Penasihat Pentagon, Douglas MacGregor pada Kamis (26/10/2023) silam menyatakan kalau Pasukan Khusus AS yang didampingi oleh Pasukan Khusus Israel telah memasuki Jalur Gaza. Fungsi dan tujuan pasukan AS itu untuk melakukan pengintaian dan menganilisis cara-cara potensial untuk membebaskan para sandera. Namun mereka diserang dan menderita banyak korban jiwa. Pada Jumat 27 Oktober, Israel secara diam-diam memulai invasi daratnya ke Gaza, memutus komunikasi di jalur tersebut dan mengirimkan pasukan darat ke dalamnya. Pada Selasa, 31 Oktober 2023, New Press melaporkan, kalau menurut narasumbernya, pejuang Hamas menyiapkan penyergapan dan membunuh pasukan AS dan Israel di timur Beit Hanoun di Gaza. Koresponden Al-Jazeera Wael Al-Dahdouh melaporkan kalau pejuang Hamas menyiapkan jebakan dengan membiarkan tentara AS dan Israel memasuki sebuah gedung dalam jumlah besar dan kemudian meledakkannya.

Pasukan Khusus Inggris dilaporkan juga ikut berperan dalam membantu Israel dalam serangan darat mereka di Gaza. Pemerintah Inggris telah mengeluarkan pemberitahuan kepada media untuk ‘menekan’ laporan operasi Special Air Service (SAS) di Gaza. Surat kabar The Sun mengatakan tentara tersebut “bersiap untuk membebaskan warga Inggris yang terjebak dalam pertumpahan darah” di Gaza ketika krisis di wilayah tersebut terus berlanjut. Laporan itu menambahkan, sekitar 200 warga negara Inggris terjebak di Gaza. Selain AS dan Inggris, anggota pasukan khusus Kanada (CAF) juga berada di Israel. “Mereka membantu kedutaan Kanada di sana dengan “perencanaan darurat,” kata juru bicara Departemen Pertahanan Nasional kepada CBC News.

Search